Bursa Asia Menguat Didukung Optimisme Politik dan Ekonomi Jepang

Bursa Asia Menguat Didukung Optimisme Politik dan Ekonomi Jepang
Bursa Asia Menguat Didukung Optimisme Politik dan Ekonomi Jepang

JAKARTA - Pasar saham Asia dibuka dengan prospek positif pada awal pekan ini, dipicu oleh dinamika politik di Jepang yang menimbulkan ekspektasi stimulus fiskal lebih luas.

Fokus investor tertuju pada Sanae Takaichi, politisi pro-stimulus yang kini muncul sebagai calon kuat perdana menteri Jepang berikutnya setelah memenangkan pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) pada Sabtu, 4 Oktober 2025.

Kemenangan Takaichi, yang akan menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang, membawa optimisme bahwa kebijakan fiskal ekspansif akan diterapkan, mendorong sektor-sektor yang berbasis permintaan domestik.

Baca Juga

Harga Emas Antam Naik Signifikan 6 Oktober 2025, Cek Pecahannya

Hal ini tercermin dari lonjakan futures indeks Nikkei di Chicago Mercantile Exchange yang melonjak lebih dari 4% pada perdagangan akhir pekan lalu. “Ini bisa menjadi kejutan positif bagi pasar saham,” ujar Anna Wu, analis strategi investasi lintas aset di VanEck Australia.

Seiring dengan kabar politik, nilai tukar yen melemah hingga 1,4%, mendekati level psikologis 150 terhadap dolar AS dan hampir menyentuh rekor terendah terhadap euro. Pelemahan yen ini didorong oleh ekspektasi investor bahwa Bank of Japan (BOJ) kemungkinan tidak akan menormalkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat, sejalan dengan pandangan Takaichi yang menyarankan suku bunga dipertahankan saat ini.

Kebijakan Takaichi yang mendorong fiskal ekspansif diharapkan memacu pertumbuhan domestik, namun muncul kekhawatiran terkait potensi peningkatan pasokan obligasi serta terbatasnya peluang kenaikan suku bunga BOJ pada bulan ini. Menurut Anna Wu, meski kebijakan fiskalnya ekspansif, peluang terjadinya stimulus berlebihan kecil, sehingga volatilitas pasar kemungkinan tetap terkendali.

Selain Jepang, pergerakan pasar di kawasan Asia juga dipengaruhi oleh faktor global lainnya. Harga minyak menguat setelah OPEC+ menyepakati tambahan pasokan sebesar 137.000 barel per hari, lebih lambat dibanding laju peningkatan sebelumnya sepanjang tahun. Kontrak berjangka S&P 500 di Amerika Serikat pun menunjukkan kenaikan tipis, meski indeks utama AS berakhir nyaris stagnan pada perdagangan Jumat lalu akibat aksi jual di sektor teknologi.

Di Australia, kontrak berjangka menunjukkan kemungkinan penguatan pasar, meskipun pergerakan terbatas karena libur umum di Sydney. Sebaliknya, saham di Hong Kong diprediksi melemah, sementara pasar saham di China daratan masih tutup untuk libur nasional. Pergerakan terbatas di beberapa wilayah Asia ini menjadikan fokus utama investor tertuju pada Jepang dan indikator global seperti harga minyak serta sentimen kebijakan moneter di AS.

Selain saham, aset digital turut menjadi perhatian. Bitcoin mencatat rekor tertinggi baru pada akhir pekan lalu, seiring reli aset berisiko dan optimisme pasar terkait potensi penutupan pemerintahan AS, yang memicu spekulasi bahwa bulan Oktober akan menjadi “Uptober” bagi kripto, sesuai dengan kinerja historis aset ini pada bulan tersebut.

Para pelaku pasar juga menyoroti perkembangan politik di Eropa. Futures obligasi Prancis menjadi sorotan setelah Presiden Emmanuel Macron membentuk kabinet baru yang menuai kritik dari oposisi. Sebagian besar menteri senior kabinet sebelumnya tetap bertahan, sementara Roland Lescure ditunjuk sebagai Menteri Keuangan baru. Langkah ini menjadi perhatian investor karena Lescure menghadapi tantangan untuk meloloskan anggaran di parlemen yang terpecah.

Di tengah sentimen global ini, investor memperhatikan mata uang utama. Euro melemah pada perdagangan awal Senin, seiring penguatan dolar AS secara luas. Kondisi ini menambah lapisan kompleksitas bagi investor yang memantau arus modal di Asia dan pasar global, terutama bagi mereka yang menaruh perhatian pada aset berdenominasi dolar dan euro.

Secara teknikal, penguatan saham Jepang yang diprediksi pada awal pekan ini didukung ekspektasi bahwa kebijakan Takaichi akan mendorong sektor-sektor konsumen dan domestik. 

Lonjakan futures Nikkei mencerminkan antisipasi pasar terhadap kebijakan yang akan meningkatkan likuiditas dan konsumsi dalam negeri. Hal ini berdampak positif pada indeks regional, termasuk Australia dan beberapa saham blue-chip di Asia Tenggara, meskipun Hong Kong dan pasar China tetap menahan pergerakan karena faktor libur nasional.

Secara keseluruhan, pekan ini dimulai dengan optimisme di bursa Asia, didorong kombinasi faktor domestik di Jepang dan sentimen global terkait minyak, kebijakan moneter AS, dan perkembangan politik Eropa. Investor cenderung waspada terhadap volatilitas yang mungkin muncul akibat kebijakan fiskal Takaichi dan potensi ketidakpastian di pasar obligasi. Namun, dukungan dari kebijakan ekspansif dan penguatan sektor domestik menjadi katalis utama bagi penguatan pasar saham Asia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

IHSG Kembali Uptrend, Simak Rekomendasi Saham Mirae Asset

IHSG Kembali Uptrend, Simak Rekomendasi Saham Mirae Asset

Harga CPO Pekan Ini Naik, Simak Proyeksi Mingguan

Harga CPO Pekan Ini Naik, Simak Proyeksi Mingguan

Jadwal Cum Date Pekan Ini, Dividen Interim UNTR Hingga PNGO

Jadwal Cum Date Pekan Ini, Dividen Interim UNTR Hingga PNGO

Rupiah Berpeluang Menguat Senin, 6 Oktober 2025 Cermati Prediksi Terbaru

Rupiah Berpeluang Menguat Senin, 6 Oktober 2025 Cermati Prediksi Terbaru

Program MBG Dorong Saham Konsumer, Cek Rekomendasi Terbaru

Program MBG Dorong Saham Konsumer, Cek Rekomendasi Terbaru